Jumat, 26 Desember 2008

Hukum Etika Komputer

  1. Jangan menggunakan komputer untuk menyakiti orang lain. [Thou shalt not use a computer to harm other people.]
  2. Jangan mengganggu pekerjaan komputer orang lain.
    [Thou shalt not interfere with other people´s computer work.]
  3. Jangan mengintip file komputer orang lain.
    [Thou shalt not snoop around in other people´s computer files.]
  4. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri.
    [Thou shalt not use a computer to steal.]
  5. Jangan menggunakan komputer untuk memberikan saksi dusta.
    [Thou shalt not use a computer to bear false witness.]
  6. Jangan menggunakan software sebelum anda membayar copyrightnya.
    [Thou shalt not copy or use proprietary software for which you have not paid.]
  7. Jangan menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisasi atau kompensasi yang wajar.
    [Thou shalt not use other people´s computer resorces without authorization or proper compensation.]
  8. Jangan membajak hasil kerja intelek orang lain.
    [Thou shalt not appropriate other people´s intellectual output.]
  9. Pikirkan konsekuensi sosial dari program atau sistem yang sedang anda buat atau rancang.
    [Thou shalt think about the social consequences of the program you are writing or the system you are designing.]
  10. Thou shalt always use a computer in ways that insure consideration and respect for your fellow humans.
    [Gunakan komputer dengan pertimbangan penuh tanggungjawab dan rasa hormat kepada sesama manusia.]

Computer Ethics Institute
Washington DC 20036

Selengkapnya »»

Sabtu, 25 Oktober 2008

Evolusi Tampilan Komputer

Baru-baru ini blog Room 101 menampilkan evolusi tampilan komputer mulai dari tahun 1984 (saat pertama kali muncul tampilan komputer berbasis grafik) sampai saat ini. Menarik sekali melihat perkembangan yang tampak di situ ! Misalnya, tahun 1984 tampilan Macintosh masih monokrom, dan pada tahun 1985 tampilan Windows 1.0 juga hanya ada beberapa warna yang kasar (kelihatannya masih memakai monitor CGA).

Evolusi ini berlanjut ke tahun 1990 di mana tampilan Windows 3.0 sudah agak lumayan, begitu pula tampilan Macintosh System 7 pada tahun 1992. Pada tahun 1992 ini juga muncul Windows 3.1 yang tampilannya sedikit lebih baik dari Windows 3.0. Ini mengingatkan saya pada masa lalu karena Windows 3.1 inilah Windows pertama yang saya gunakan :).

Evolusi ini terus berlanjut sampai tampilan yang paling mutakhir, yaitu dari Windows Vista, Mac OS X 10.5 Leopard, dan KDE 3.5 yang tampilan yang begitu indah.

Kalau melihat evolusi tahun demi tahun ini alangkah jauhnya perkembangan yang sudah kita alami ! Dan yang paling menarik, saya jadi penasaran, dengan perkembangan seperti ini bagaimana kira-kira keadaannya 10 tahun lagi ? Bakal seperti apa tampilan komputer di masa yang akan datang ?

Selengkapnya »»

Gaya Hidup Google

Coba bayangkan suatu hari seperti ini.

Di pagi hari Rudi terbangun karena mendengar SMS masuk di HP-nya. Ternyata itu SMS reminder dari Google Calendar yang mengingatkan dia akan suatu janji di pagi itu. Karena tempat janjiannya masih asing buat dia, Rudi pun membuka komputer dan mencari lokasinya di Google Maps. Dalam sekejap peta tempat itu ditampilkan, dan dengan beberapa klik Rudi bisa mendapatkan petunjuk jalan yang harus dilalui dari rumahnya ke sana.

Rudi pun berangkat untuk bertemu dengan temannya. Setelah bertemu, mereka sepakat untuk makan pizza saja di sekitar situ. Rudi pun mengirimkan SMS ke Google dan beberapa detik kemudian Google membalas dengan memberikan daftar beberapa tempat makan pizza yang terdekat.

Sepulang di rumah (ceritanya Rudi ini kerja dari rumah - telecommuting), Rudi pun ingat bahwa dia harus membuat janji rapat dengan beberapa kolega. Dia mencari waktu yang kosong di Google Calendar dan Google Calendar secara otomatis mengirimkan undangan ke kolega yang diajak rapat.

Sorenya, sementara mengetik dokumen dengan Google Docs & Spreadsheets, Rudi teringat sebuah barang yang harganya 250 poundsterling. Berapa rupiahkah itu ? Dia pun mengetikkan query di Google dan hasilnya keluar seketika: 4,29 juta rupiah (waktu post ini ditulis). Tapi Rudi masih penasaran, apa benar itu harga yang paling murah ? Dia pun menjelajah di Froogle untuk membandingkan harga dari beberapa merek. Sambil menjelajah di Froogle, dia juga menanyakan pendapat beberapa temannya lewat Google Talk. Setelah menemukan barang yang dicari, Rudi pun langsung membeli barang itu menggunakan Google Checkout.

Malamnya, sambil beristirahat Rudi membaca berita-berita terbaru di Google Reader. Tentu juga sambil melihat video-video lucu di Google Video dan YouTube (yang sekarang dimiliki Google). Oya, sesekali juga ada email baru yang masuk di Gmail.

Bagaimana, benar-benar gaya hidup Google kan ? Dari pagi sampai malam, penuh dengan Google. Gawat nih, bisa-bisa hidup kita dikuasai Google :).

Selengkapnya »»

Angka Lalu Lintas Internet


Leganya. Akhirnya bisa nge-blog lagi. Maklumlah, satu minggu ini bener-bener sibuk. Hari Senin lalu ada paper yang mesti dikumpulkan, dan malam ini juga ada ujian yang bahannya banyak sekali: 15 paper ! Karena dua-duanya individu, bebannya jadi ditanggung sendiri sehingga berat. Baca RSS saja sampai tidak sempat, juga membalas komentar apalagi menulis post.

Oya, bukan berarti sekarang sudah 100% lega sih, karena 10 hari ke depan masih ada dua proyek yang harus dikumpulkan. Tapi karena proyeknya berkelompok, setidaknya bebannya masih dibagi dengan yang lain :).

Dari hasil membaca RSS lagi malam ini, ada satu situs web menarik yang saya temukan yaitu Alexa Radar. Yang menarik adalah di bagian kirinya ada daftar negara beserta persentase lalu lintas Internetnya. Jadi misalnya, kita bisa tahu berapa persen lalu lintas Internet dunia yang mengunjungi situs web Indonesia. Dan hasilnya, persentase lalu Iintas Internet untuk Indonesia adalah …. 0.26% ! Masih lebih kecil dari negara-negara tetangga kita seperti Singapura (0.91%), Filipina (0.46%), Thailand (0.6%), Malaysia (1.04%) dan Vietnam (1.0%). Kok bisa begitu ya ? Ada yang salah mungkin dengan perhitungannya ?

Dan coba tebak siapa peringkat satu dunia. Amerika ? Bukan. Ternyata peringkat satunya adalah Cina ! Cina memiliki angka 24.84 % sedangkan Amerika duduk di tempat kedua dengan 17.65 %.

Selengkapnya »»
Jadilah Hacker, bukan Cracker

Hari ini ada berita yang menarik perhatian saya di koran. Seorang mahasiswa Nanyang Technological University dihukum penjara 27 bulan (berarti 2 tahun 3 bulan) gara-gara mencuri password MSN Messenger dari tiga orang dan mengirim email intimidasi ke satu orang di antaranya.

Membaca berita ini terus terang saya kaget juga … dihukum 27 bulan? Bukannya apa-apa, masalahnya saya pikir hal seperti ini biasa terjadi di Indonesia. Berapa banyak situs, forum dan bahkan buku yang membahas soal mencuri password, men-deface web, dan sejenisnya? Saya ingat waktu jadi dosen dan mengajar mahasiswa baru. Mula-mula kelasnya tenang-tenang saja, tapi begitu saya menyinggung-nyinggung soal mencuri password, menjebol komputer dan sejenisnya, kelas langsung ramai; terjadi banjir pertanyaan!

Dalam kenyataan tentu saja aksi penjebolan banyak terjadi. Saya sering membaca ataupun mendengar tentang aksi penjebolan seperti itu. Gawatnya lagi, penjebolan semacam ini memakai istilah salah kaprah yaitu hacking. Penjebolnya juga dengan bangga menyebut dirinya hacker. Ck…ck…ck…

Untuk meluruskan salah kaprah ini saran saya bacalah esai How to Become a Hacker tulisan Eric Raymond. Di situ dijelaskan mengenai hacker yang benar dan mengenai bagaimana cara menjadi hacker sejati. Aksi jebol-menjebol itu sama sekali bukan hacking melainkan hanya cracking yang “kasta”-nya jauh lebih rendah. Mau tahu pendapat para hacker tulen tentang mencuri password? Coba baca esainya Eric Raymond, di situ ada bagian tanya jawab tentang bagaimana mencuri password. Baca sendiri deh jawabannya … :)

Berita di koran ini semakin meyakinkan saya: janganlah menjadi cracker. Berbahaya dan tidak ada gunanya. Sebaliknya, jadilah hacker. Kalau bisa sih sampai ke tingkat guru hacker.


Selengkapnya »»

Selasa, 27 Mei 2008

TIPS MENJADI PAKAR IT

Mau menjadi pakar IT

Salah satu pertanyaan yang sering muncul dari mahasiswa saya, atau dari peserta presentasi yang saya berikan, adalah bagaimana caranya untuk menjadi pakar IT. Ini sebuah pertanyaan singkat yang jawabannya bisa panjang. Pertanyaan lain yang terkait dengan itu adalah “apa saja yang harus saya pelajari untuk menjadi pakar IT (programming, networking, database, dan bidang lain yang seperti itu)?

Saya tidak tahu jawaban yang singkat dan pamungkas. Itu jawaban yang langsung to the point. Jawaban yang panjang … ya panjang, tapi akan coba saya uraikan di dalam tulisan ini.

Passion, belajar dan praktek

Hal pertama yang sangat penting menurut saya adalah passion, minat, kecintaan. Sama seperti bidang lain, penguasaan bidang IT harus disertai dengan adanya keinginan yang menggebu-gebu. Mengapa Anda ingin menekuni bidang ini?

Penguasaan bidang IT tidak terjadi dalam waktu sekejap. Dia tidak bisa tercipta hanya dengan mengikuti sebuah seminar saja. Saya melihat banyak orang/siswa yang datang ke seminar dan kemudian berharap menjadi seorang jagoan. Ini sama seperti kita menonton pertandingan sepak bola dan kemudian pulang ke rumah berharap langsung menjadi jagoan sepak bola. Tidak bisa! Untuk menjadi pakar sungguhan dibutuhkan waktu tahunan, kecuali Anda mau sekedar menjadi “pakar” (atau sering juga disebut selebriti IT).

Belajar dan praktek merupakan metoda yang saya lakukan. Belajar di sini termasuk membaca buku, majalah, dan sumber referensi lainnya (kalau sekarang adalah Internet). Jika diperlukan, pelajari juga latar belakang teorinya. Praktek mencoba menerapkan apa yang Anda baca untuk meningkatkan ketrampilan (skill) dan memperkaya “perpustakaan” solusi Anda.

Untuk urusan membaca, saya termasuk yang maniak. Semua saya baca. Kesenangan saya membaca hal-hal yang terkait dengan komputer dimulai waktu saya membeli majalah bekas di dekat sungai Cikapundung (Bandung). Jaman itu banyak majalah asing yang nampaknya tidak dikembalikan ke penerbit akan tetapi dijual dengan sampul yang digunting. Jadi, saya mulai dengan majalah bekas! Itulah sebabnya saya sering heran dan kesal dengan mahasiswa yang mengeluh bahwa dia tidak punya uang untuk belajar komputer. Kalau sekarang sudah banyak buku komputer berbahasa Indonesia yang terjangkau harganya. Kalau dulu, saya harus membeli majalah asing.

Untuk soal praktek, banyak yang mengeluh tidak punya uang untuk membeli komputer. Siapa yang suruh untuk beli komputer? Untuk praktek komputer anda tidak harus memiliki komputer sendiri. Ada banyak tempat untuk belajar komputer, seperti misalnya lab di kampus, dan warnet. Anda bisa bekerja di sana sambil belajar. Kalau perlu bekerja tanpa dibayar. Ketika saya belajar UNIX (di mesin Sun), saya membantu admin di lab kampus. Saya ikut mengangkat komputer, menarik kabel, membereskan hal-hal lain secara voluntir selama 1 tahun. Baru setelah itu saya diberi kepercayaan untuk mengurus salah satu komputer di sana, dan akhirnya seluruh jaringan.

Pendidikan formal, training, atau belajar sendiri?

Ada orang-orang yang memberi contoh bahwa pendidikan formal di dunia IT tidak diperlukan karena bisa dipelajar sendiri. Kemudian mereka memberikan contoh-contoh jagoan IT di sekitar mereka yang tidak memiliki pendidikan formal di bidang IT. Bill Gates drop out dari Harvard. Steve Jobs tidak pernah menyelesaikan college. Masih banyak contoh lainnya. Tapi, apakah benar bahwa pendidikan formal tidak dibutuhkan? Orang lupa bahwa untuk satu Bill Gates yang sukses, mungkin ada 10 ribu dropout yang gagal. Tentu saja berita mengenai dropout yang gagal tidak menarik untuk diceritakan sehingga dapat dianggap natural saja. Maka akan aneh jika kesuksesan dropout dianggap normal. Saya masih termasuk yang beranggapan bahwa pendidikan formal itu dibutuhkan karena dia memberikan fondasi, meskipun itu bukan menjadi jaminan kesuksesan.

Lantas bagaimana dengan orang yang tidak berpendidikan formal? Mereka bisa saja berhasil, asal mau berusaha lebih keras. Salah satu jalur yang dapat ditempuh adalah dengan mengikuti training, bahkan training di beberapa tempat malah memiliki nilai (value) yang lebih tinggi dibandingkan pendidikan formal biasa. Hal ini dibuktikan dengan lebih diakuinya sertifikat vendor (yang notabene terkait dengan training, bukan dengan pendidikan formal) dibandingkan dengan ijasah perguruan tinggi.

Saya mungkin termasuk kategori yang menempuh jalur belajar sendiri. Saya tidak punya sertifikat, akan tetapi malah mengeluarkan sertifikat. (Lihat BRcertified.com.) Apakah Bill Gates punya sertifikat dari Microsoft?) Pendidikan formal IT saya sangat minim karena ketika saya kuliah lebih banyak ilmu elektronikanya. Kalau elektronika dapat dianggap sebagai IT, maka saya memiliki pendidikan formal IT. Tentu saja latar belakang pendidikan elektronika saya sangat membantu dalam memahami IT. Namun kalau diurut-urut, pendidikan formal programming saya hanyalah pemrograman dalam bahasa FORTRAN. Sementara itu penguasaan bahasa pemrograman lainnya (perl, C, C++, Java, dan masih banyak lainnya) berasal dari belajar sendiri.

Dalam belajar sendiri saya mencoba mencari (buku) referensi yang terbaik, referensi yang digunakan oleh para jagoan lainnya. (Pendekatan ini mungkin belum tentu cocok untuk Anda, tetapi inilah “aliran” atau “madzhab” yang saya pilih.) Caranya adalah dengan mencari informasi di milis, situs web, dan tanya ke orang lain. Kadang buku referensi ini sukar dimengerti, akan tetapi lama kelamaan saya menjadi lebih mengerti mengapa referensi tersebut digunakan. Jadi saya tidak mencari buku “xyz for dummies” atau buku terjemahan yang malah membingungkan. Jika ingin berguru, cari guru yang terbaik. Jangan cari guru yang biasa-biasa saja.

Contoh buku-buku yang saya gunakan ketika belajar misalnya:

  • Buku “camel” (terbitan O’Reilly) saya gunakan untuk belajar bahasa perl. Saya pilih buku ini karena Larry Wall yang menulis buku ini dan dia kebetulan adalah pengarang bahasa perl. Lagian, waktu itu ini adalah satu-satunya buku perl yang ada. hi hi hi.
  • Buku “dragon” (karangan Aho dan kawan-kawan) untuk belajar compiler.
  • Buku karangan Lippman (C++ Primer) ketika belajar C++. (Yang ini tidak ada nama binatangnya. ha ha ha.)

Kelebihan penggunaan buku-buku yang sama dengan buku yang digunakan oleh pakar di luar negeri adalah kita bisa nyambung kalau berdiskusi. Jadi tidak ada bedanya antara mereka dan saya.

Catatan mengenai nama buku. Biasanya buku diberi julukan berdasarkan gambar sampul (cover) dari buku itu. Sebagai contoh buku “camel” memiliki sampul bergambar onta.

Bahasa pemrograman apa yang harus saya kuasai?

Setiap waktu selalu muncul bahasa pemrograman (dan metodologi) yang baru. Pada saat saya belajar pemrograman, bahasa FORTRAN dan pembuatan flow chart merupakan hal yang wajib diketahui oleh seorang programmer. Kalau sekarang mungkin bahasa Java atau C/C++ yang lebih dicari. Demikian pula metodologi yang menggunakan agile atau extreme programming mungkin sedang naik daun. Untuk pengembangan yang berbasis web, bahasa PHP dan ASP yang sedang populer. (Saya sendiri lebih suka menggunakan bahasa perl.)

Jadi bagaimana? Apakah Anda perlu mengetahui semua bahasa yang baru? Jawabannya adalah tidak. Hanya orang “gila” saja yang melakukan hal itu. (Dalam hal ini mungkin saya termasuk orang yang “gila” karena saya senang mencoba bahasa-bahasa yang baru.) Hal yang paling penting adalah dasar-dasar dari pemrograman. Bahasa hanya sekedar “alat komunikasi.” Jika Anda menguasai C, misalnya, maka tidaklah terlalu sukar untuk menguasai bahasa lain (yang filosofinya sama atau mirip). Namun jika Anda tidak memiliki dasar pemrograman, maka akan sulit bagi untuk berkembang. Sebagai contoh, saya menguasai bahasa perl. Ketika muncul bahasa PHP maka dengan mudah saya mengerti karena sedikit banyak prinsipnya tidak jauh berbeda dengan bahasa perl.

Penutup

Tulisan ini mencoba menjawab salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh banyak orang (mahasiswa, peserta training / seminar, media massa). Daripada saya jawab satu persatu, saya putuskan untuk menjawabnya dalam sebuah artikel di web ini saja. Saya yakin masih banyak pertanyaan seputar topik ini, tetapi mudah-mudahan artikel yang singkat ini dapat menjawab sebagian pertanyaan yang Anda miliki.
Selengkapnya »»

Sabtu, 19 April 2008

REACTOS Separuh Linux Separuh Windows

foto berita artikel Bila anda harus menggunakaan Operating System Linux namun masih merindukan kemudahan bekerja di Windows XP®, tidak ada salahnya anda mencoba REACTOS Linux. Distro ini dibuat oleh grup pembuat Wine, sebuah emulator bagi program-program windows agar dapat berjalan di atas OS Linux. Reactos dapat dikatakan separuh linux, separuh Windows NT. Aplikasi dan device driver ala windows dilaporkan di situs REACTOS telah

ReactOS® is an advanced free open source operating system providing a ground-up implementation of a Microsoft Windows® XP compatible operating system. ReactOS aims to achieve complete binary compatibility with both applications and device drivers meant for NT and XP operating systems, by using a similar architecture and providing a complete and equivalent public interface.

ReactOS is the most complete working model of a Windows® like operating system available. Consequently, working programmers will learn a great deal by studying ReactOS source code and even participating in ReactOS development.

mampu dijalankan. Salah satunya adalah Adobe Photoshop. Daftar lengkapnya ada di alamat situs :
http://www.reactos.org/support

Bisa dikatakan ReactOS merupakan OS yang benar-benar mirip dengan Windows kebanyakan. Yang menarik adalah, Sistem Operasi ini di buat di bawah Lisensi GPL, ini berarti anda bebas menggunakan tanpa berbayar. OS ini cocok bagi pemilik warnet yang sering terkena sweeping dari kepolisian setempat dan menderita karenanya. Anda tidak perlu lagi terkena sweaping, dan anda pun tidak perlu lagi membayar lisensi Microsoft yang mahalnya, sekaligus menjadi pengguna software OS legal.

Bagi anda yang tertarik untuk mencobanya, silahkan download langsung di sini
http://www.reactos.org/en/download.html

Atau mampir ke situs nya REACTOS, sekedar melihat-lihat screenshot kemampuannya menjalankan software-software yang biasanya hanya berjalan di operating system windows family.
http://www.reactos.org

Selengkapnya »»

Roy Suryo Angkat Bicara Tentang Rencana Pemblokiran Situs-Situs Porno

adanya rencana pemerintah untuk melakukan pemblokiran terhadap situs-situs porno di Indonesia baru-baru ini telah mengundang tanggapan dari berbagai pihak, mulai dari masyarakat umum, media massa, kaum akademisi, pelaku bisnis Internet, hingga para praktisi dan pengamat Informatika di Indonesia.

Terkait dengan hal tersebut, di sela-sela pertemuan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) di Bandung pada hari ini (26/3), BeritaNET.com meminta pendapat salah satu pakar IT Indonesia, Roy Suryo. Dalam kaitannya dengan rencana pemblokiran situs porno oleh pemerintah tersebut, Roy Suryo menyatakan bahwa hal tersebut merupakan ide yang baik dari Depkominfo dan harus diapresiasi. Lebih jauh Roy Suryo mengatakan bahwa gagasan tersebut akan segera dilakukan oleh Depkominfo, walaupun tidak akan mudah dan begitu saja dilakukan.

Tentu saja hal ini dapat dimaklumi mengingat banyak hal yang terkait dengan masalah pemblokiran ini. Seperti yang dikatakan Roy Suryo, “Ini bukan hanya masalah pemblokiran Warnet saja, namun juga bagaimana hulunya”. Lebih lanjut Roy Suryo memaparkan, ”Sebagaimana yang kita ketahui, ISP-ISP yang dipergunakan pengguna internet di Indonesia bukan hanya dari lokal Indonesia, tetapi juga ada yang mengambil koneksi internet dari ISP luar negeri”. Hal ini pulalah yang membuat pemblokiran situs tertentu tidak mudah untuk dilakukan dilakukan.

Ketika ditanya BeritaNET.com apakah ia akan ikut andil langsung dalam urusan blokir memblokir ini, Roy Suryo menjawab bahwa ia tidak ikut langsung dalam prakteknya, namun ia telah turut serta dalam membidani lahirnya landasan infrastruktu rnya, yaitu UU Informasi dan Transaksi Elektronik. (roy/dna)

Selengkapnya »»

Komentar Onno W. Purbo Tentang UU ITE - bag 1

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang baru saja disahkan Pemerintah merupakan sebuah fenomena tersendiri di dunia telematika Indonesia baru-baru ini. Menanggapi hal tersebut, berikut merupakan pendapat Bapak Onno W. Purbo, hasil wawancara BeritaNET.com pada hari Sabtu (29/3) yang lalu (-red):

Di satu sisi, bangsa ini perlu berterima kasih atas usaha pemerintah untuk melakukan perlindungan di dunia cyber. Memang belum sempurna, tapi usaha yang dilakukan perlu di hargai.

Ada beberapa misi yang tampaknya di emban,

  • Melindungi transaksi elektronik
  • Melindungi pengguna IT / Internet.
  • Mencoba mengatur “ahlak”. Ini bagian yang paling berat:)


Batang Tubuh UU ITE

  • Pasal 5-22 urusan transaksi elektronik(17 pasal)
  • Pasal 23-26 urusan domain name & hak cipta(3 pasal)
  • Pasal 27-37 urusan perbuatan tidak baik(10 pasal)
  • Pasal 38-44 urusan pemerintah, penyidik, sengketa(6 pasal)
  • Pasal 45-52 urusan pidana / hukuman(7 pasal)

Beberapa komentar :

Pasal 5-22 kemungkin akan sulit berjalan.

Transaksi Elektronik sangat tergantung pada konsep tanda tangan digital & konsep certificate authority. Pada hari ini, sebagian besar transaksi di Internet indonesia masih berbasis e-mail, jadi 99,99% transaksi elektronik yang ada terutama yang melalui Internet tidak menggunakan tanda tangan digital, apalagi menggunakan certificate authority. Urusan agak berabe untuk mengimplementasikan pasal 5-22 karena akan melibatkan proses edukasi masyarakat yang sifatnya masif sekali. Siapa yang mau menalangi investasi proses edukasi masyarakat ini?


Pasal 13 memblokir perbankan Indonesia.

Umumnya perbankan yang menggunakan teknik yang di jelaskan di pasal 5-22. Transaksi elektronik ke e-banking memang menggunakan teknik tersebut, tapi akan terkendala pasal 13. Karena mewajibkan certificate authority yang digunakan harus terdaftar di Indonesia. Beberapa daftar certificate authority yang digunakan oleh beberapa situs e-banking Indonesia,

Terlihat jelas sebagian besar menggunakan jasa VeriSign & Cybertrust. Sejauh pengetahuan yang ada semua Certificate Authority (CA) ini tidak terdaftar di Indonesia. Semua terdaftar & berlokasi di Amerika Serikat.

Masalah lain dari implementasi pasal 5-22 adalah pengakuan software yang di gunakan pengguna terhadap certificate authority Indonesia. Semua browser mempunyai settingan, certificate authority mana yang di akui. Pada mozilla firefox, dapat dilihat pada menu Edit --> Preferences --> Encryption --> Advanced --> View Certificates --> Authorities. MASALAHNYA – tidak ada satupun certificate authority indonesia di browser tersebut. Kalaupun nanti ada certificate authority di indonesia, tidak mudah bagi user biasa untuk menambahkan ke daftar karena langkahnya yang relatif rumit.

Certificate Authority pada browser merupakan entitas internasional. Apakah certificate authorities Indonesia mampu di percaya oleh komunitas “trust” internasional & masuk ke daftar certificate authorities di browser? Dengan banyaknya carding / pencurian kartu kredit di Internet dari Indonesia, kemungkinan Indonesia di percaya oleh komunitas “trust” internasional menjadi sangat kecil sekali. Artinya akan menghambat implementasi Pasal 5-22.

Masalah yang akan banyak memusingkan pengguna Internet adalah Bab VII Perbuatan yang di larang pasal 27-37, semua pasal ini menggunakan kalimat “Setiap Orang ... dll”. Padahal perbuatan yang dilarang, seperti, spam, penipuan, cracking, virus, penipuan, spam, flooding sebagian besar akan dilakukan oleh mesin oleh program bukan langsung oleh manusia. Contoh skenario - komputer seseorang terinfeksi oleh virus yang kemudian mengirimkan surat / e-mail menggunakan e-mail orang yang terinfeksi dan menyebarkan virus / trojan / berita bohong atau tidak baik ke ratusan pengguna lain. Apakah orang ini bersalah?

Lebih sial lagi, sumber spam, flood, penipuan lebih sering / terutama berasal dari Afrika, kadang-kadang dari Eropa, Rusia & Amerika. Apakah UU IT. dapat menangkap pelaku hal demikian?

Secara sepintas, tampaknya Virus / Trojan maupun pembuat virus / trojan cukup aman berkiprah di Indonesia karena pasal 27-37 hanya akan menangkap “Orang Yang Menyebar Virus”. Tapi tampaknya bukan pembuat Virus dan tentunya bukan Virusnya. BTW, tindakan membuat virus tentunya beda dengan menggunakan atau menyebarkan virus. Sama halnya, membuat pisau tentunya tidak sama dengan menggunakan pisau untuk membunuh. Semoga saya salah.

Secara sepintas UU IT. semoga dapat memperkecil gerak rekan-rekan cracker yang melakukan pengrusakan & carder yang mencuri melalui Internet. Semoga masih memberikan keleluasaan para hacker untuk melakukan penelitian dan berkiprah di bidang IT nasional. Bangsa ini akan membutuhkan banyak hacker, karena para hacker ini yang akan menjadi salah satu tulang punggung pertahanan Indonesia di dunia cyber.

Bersambung ke: Komentar Onno W. Purbo Tentang UU IT. - bag 2 Selengkapnya »»

AMD vs Intel : Perlawanan Sebuah Prosesor Tangguh

Tidak bisa dipungkiri, persaingan pasar prosesor akhir-akhir kian memanas dengan dua kubu sebagai pemain utama persaingan, yaitu Intel yang telah lama mendominasi pasar dan AMD yang baru-baru ini banyak meluncurkan produk yang unjuk kerjanya cukup mengancam dominasi Intel.

---

Tanpa memihak pada Intel maupun AMD, dan membiarkan Anda mengerti sebagai konsumen, persaingan keras kedua perusahaan ini untuk mendominasi pasar dari musim ke musim berikutnya tidak selalu membuat produk dari perusahaan yang satu menjadi lebih baik dari produk perusahaan yang lain, begitu pula sebaliknya.

Sebenarnya akan lebih baik jika mempunyai pilihan ketiga, namun sayangnya semua teknologi terbaik dari Transmeta masih diperdebatkan keabsahan HAKI-nya. Masih saja tentang proses penghematan energi yang dianggap lebih penting pada setiap perbandingan unjuk kerja dari hari ke hari.

Seperti yang kita ketahui sekarang, Intel mendominasi pasar prosesor, baik dari segi harga, unjuk kerja, dan tentu saja dari segi kepastian mutu. Tentu saja pendapat ini timbul tanpa memperhitungkan AMD didalamnya.

Selama ini AMD telah lambat dalam menangani 'kekakuan' dalam pengembangan teknologinya, melesetnya tanggal peluncuran mungkin telah mengakibatkan AMD mati langkah dalam menghadapi pesaingnya, dan apapun hasilnya itu telah membuat AMD berhutang $5 Milyar kepada ATI di permulaan tahun ini.

Chipset AMD 690G adalah salah satu contoh sukses yang terkenal, dan jika Intel telah mengajarkan kita segalanya, semua itu menyamaratakan jalan dominasi chipset di pasar PC. AMD tidak tertidur dalam perputaran roda teknologi prosesor. Mungkin banyak terlambat, tetapi tidak mati. Saat ini AMD telah menyiapkan sebuah prosesor tangguh yang dijuluki ‘K10’, dan sebuah prosesor perbaikan dari 'Barcelona'. Tidak banyak yang tahu tentang unjuk kerja prosesor desktop AMD yang akan datang (K10 Phenom X2 dan X4) saat ini, namun kita harus mencari tahu dengan cepat apakah ‘Agena’ dan ’Kuma’ ini akan dapat membuat Intel merugi.

Ketika banyak produk AMD yang sukses belakangan ini, maka akan banyak rekannya yang mengikuti jejaknya, sedangkan Intel menjamin bahwa kesuksesan prosesor Core 2 Duo akan menjadi rancangan sempurna bagi sebuah chipset masa depan. Seperti yang mereka katakan, “Inilah yang namanya chipset”.

Prosesor Intel Core 2 Duo adalah prosesor yang sangat efesien, nilai dengan TDP (Thermal Design Power) hanya kurang lebih setengah dari yang digunakan seri Pentium 4/D, dan dalam test pemakaian nyata menunjukkan bahwa sistem komputer yang mempergunakan Intel Core 2 Duo memang menghemat banyak tenaga.

Itu semua memang baik, hal ini sangat mengangkat Intel bukan karena selisih beberapa point kecepatannya, namun karena Core 2 Duo memang lebih cepat dan harganya yang sangat kompetitif. Mungkin nilai dari sebuah prosesor masih seringkali tidak kita perhatikan selama ini. Yang perlu diingat adalah walaupun Extreme Edition dari Intel masih dihargai sangat tinggi, namun masih dipandang sangat pantas untuk inovasi CPU desktop. Bandingkan dengan prosesor AMD yang dengan harga yang relatif sama, Intel tetap masih berada di atasnya.

< style="margin-bottom: 0in" align="justify">Jadi sebagaimana telah dibahas di atas, sebenarnya kapankan waktu yang tepat untuk AMD ataupun Intel? Intel masih memenangkan babak ini. Intinya bahwa manuver Intel masih melebihi AMD, juga seluruh generasi prosesor ganda yang ada. Unjuk kerja Core 2 Duo memang sangat memuaskan, itulah sebabnya banyak yang merekomendasikannya.

Namun sebelum menutup pembicaraan ini, ada satu hal lagi yang harus diingat. Sepanjang perbandingan kita berdasarkan pada kesetiaan pada merk dan uji unjuk kerja saja, maka tidak akan ada banyak pilihan dari teknologi yang terbaru dan terbaik. Yang terpenting saat ini adalah jika komputer yang Anda pakai sekarang telah mampu memenuhi semua kebutuhan komputasi Anda, maka Anda tidak perlu lagi repot memilih antara Intel dan AMD.('dna)

Selengkapnya »»